SPIONNEWS.ID, Maluku – Perwakilan masyarakat Seram Bagian Barat diwakili oleh Aliansi Rakyat Bantu Rakyat (ARRAK) dan didampingi juga oleh DPD KNPI Maluku melakukan audensi ke Lembaga Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon. Kehadiran mereka disambut baik oleh Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi di Ruang Wakil Rektor lV UNPATTI Ambon, keberadaan mereka di tempat itu untuk meminta bantuan lembaga Riset UNPATTI Ambon guna melakukan penilitian dan uji laboratorium terhadap dugaan kuat penggunaan bahan kimia oleh PT SIM, sehingga diduga berdampak pada hancurnya ekosistem lingkungan pesisir pantai di 4 dusun yang berada di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kecamatan Seram Barat, Desa Kawa.
Terungkap dalam pertemuan audensi itu, Ketua ARRAK, Agus Ie menuturkan bahwa, selama ini warga juga menolak aktivitas PT. SIM karena dinilai sangat berbahaya bagi keberlangsungan hidup ekosistem lingkungan dan aktivitas masyarakat setempat. “Penolakan ini dikarenakan dampaknya sangat berbahaya bagi masyarakat setempat, dimana PT SIM ini juga sudah melakukan aktivitas penggusuran terhadap puluhan hektar lahan hutan mangrove, dan lahan produktif warga, sehingga segala upaya telah dilakukan oleh masyarakat tetapi selalu mendapat jalan buntu”, ungkapnya.
Oleh karena itu, masih kata Agus, masyarakat berharap adanya sinergitas antara ARRAK dan DPD KNPI Maluku, masyarakat dan Lembaga Penelitian UNPATTI Ambon, serta Lembaga Bantuan Hukum UNPATTI Ambon, untuk bersama-sama melakukan observasi dan penilitian lebih lanjut terhadap kerusakan alam di wilayah operasi PT SIM tersebut sebagai kawasan aktifitas perusahan.
Baca juga : Masyarakat Seram Bagian Barat, Keluhkan Hutan Mangrove Yang Rusak
Di tempat yang sama, Fungsionaris DPD KNPI Maluku, Fadel Rumakat menyampaikan bahwa, masyarakat di 4 dusun tersebut menolak wilayahnya dijadikan sebagai kawasan operasi perusahan PT SIM, karena apabila kawasan itu dijadikan lahan operasi perusahan, maka hanya akan menyengsarakan masyarakat, sebab berkurangnya lahan produktif. Masyarakat juga menolak alih fungsi lahan, karena selama ini masyarakat setempat menjadikan lahan tersebut sebagai kawasan pertanian dan peternakan sapi. Jika hal tersebut tidak disikapi dengan baik, maka akan semakin sempit ruang gerak untuk hidup masyarakat, seiring dengan alih fungsi lahan secara besar-besaran lantaran hadirnya PT SIM. “Untuk itu masyarakat berharap penggusuran lahan harus segera dihentikan agar lahan yang masih produktif itu dapat dikelolah sebagai satu-satunya mata pencaharian bagi masyarakat di wilayah tersebut”, tegasnya.
Sehubungan dengan itu, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi UNPATTI Ambon, Ruslan Tawari menanggapi secara langsung laporan dari sejumlah elemen masyarakat dan menyampaikan bahwa, dalam waktu dekat ini Pihak Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon akan segera membentuk tim riset mengenai dugaan kuat eksploitasi sumber daya alam yang disinyalir dilakukan oleh PT SIM, sehingga mengakibatkan terjadi kerusakan ekosistem lingkungan, bahkan sampai terjadi gagal panen raya rumput laut di sebelas dusun yang berada di Kabupaten Seram Bagian Barat. “Kemungkinan ini diduga akibat pemakaian obat-obatan yang mengandung bahan kimia dan pada saat hujan turun obat-obatan tersebut akan mengalir ke pesisir pantai, sehingga mengakibatkan rusaknya ekosistem yang ada di sekitar wilayah pesisir pantai”, ujar wakil rektor itu dengan senyuman.
Selanjutnya, sambung wakil rektor itu, Lembaga Penelitian UNPATTI akan berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum UNPATTI untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat yang dirugikan. “Setelah tim riset dibentuk maka kami bersama-sama dengan LBH UNPATTI akan melakukan kunjungan ke lapangan guna mendapatkan informasi serta pengambilan sampel untuk dilakukan uji laboratorium, sehingga problem kerusakan ekosistem lingkungan dapat diketahui secara pasti”, ujarnya.
Senada dengan penyampaian Wakil Rektor IV UNPATTI Ambon, Fungsionaris DPD KNPI Maluku, Fadel Rumakat menambahkan bahwa; “Keberadaan Pj. Bupati SBB, Dr. Jais Ely, diharapkan mampu menjawab persoalan yang dihadapi oleh masyarakat tersebut, bukan justru kehadirannya hanya sekedar mencari panggung dan tidak menjawab sama sekali problem agraria saat ini”, tegas Fadel. (Erwin B)