SPIONNEWS.ID, Maluku Tengah – Masyarakat Negeri Pasahari hidup dalam kondisi memprihatinkan. Pasalnya, mereka mengalami krisis air bersih yang berkepanjangan, dimana kebutuhan mereka akan air bersih yang merupakan kebutuhan pokok untuk menopang kehidupannya sehari-hari sudah sulit didapatkannya.
Hal itu diungkapkan salah seorang warga Pasahari, Jaludin Saketa kepada wartawan spionnews.id via Whatsapp, belum lama ini.
Menurut Jaludin Saketa, krisis air bersih ini bermula ketika perusahaan tambak udang hadir di tahun 1998 di Pasahari yang berproses sampai dengan hari ini. Akibatnya, Masyarakat Pasahari Kampung Lama sulit mendapatkan air bersih.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan, ketersediaan air di sumur milik warga pun hari ini tidak bisa dikonsumsi lagi sebagai air bersih karena warnanya sudah berubah menjadi kekuning-kuningan dan juga sudah terasa asin. Hal ini diduga akibat rembesan dari penampungan air laut milik perusahaan tambak udang yang tidak jauh dari pemukiman warga.
“Sebelum kehadiran perusahan tambak udang masyarakat Pasahari tidak kekurangan air sedikitpun karena kami (warga Pasahari, Red) memiliki beberapa mata air seperti air putri, air garab , aitotu yang kesemuanya itu kini hanya tinggal cerita saja karena mata airnya sudah tidak ada lagi akibat aktifitas perusahan dengan alat beratnya menggaruk untuk pembuatan tambak dan mata airnya kini sudah tertutup,” pungkas Jalu Saketa.
Lebih jauh Jalu Saketa pun menambahkan; “Kini kami warga Pasahari setiap hari harus membeli air bersih untuk kebutuhan memasak dan minum. Untuk keperluan mandi kami adakalanya harus mandi pakai air laut dan jika ingin mencuci pakaian warga harus berjalan 2 kilometer jauhnya,” ujar Jalu Saketa.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan wartawan spionnews.id belum berhasil mengkonfirmasi pihak perusahaan tambak udang di Pasahari perihal persoalan tersebut. (*)
Liputan: Erwin B.
Editor : Harry & RAL
Kami berharap pihak pemerintah bisa menjadi solusi bagi kami