SPIONNEWS.ID, MALUKU UTARA – Penipuan berkedok penjualan motor yang dijalankan oleh oknum tertentu marak terjadi dan meresahkan masyarakat lebih parahnya oknum tersebut mengaku seorang Anggota TNI yang bertugas pada salah satu KODIM di wilayah Provinsi Maluku Utara.
Pengakuan ini datangnya dari salah seorang anak muda -calon korban penipuan- ketika hendak transaksi beli motor via media sosial, setelah mengirimkan KTP-EL-nya ke oknum tersebut. “Karena tidak mengirimkan sejumlah uang ke rekening yang dimaksud dan saya pun diancam dengan voice note (VN) dan beberapa video. Katanya tunggu saja ia pak, saya akan datang dengan anggota untuk menjemput bapak,” ungkap korban yang enggan namanya dimediakan.
Lanjutnya, begitulah bunyi VN tersebut. “Adapun VN lainnya berbunyi; Jangan menyesal ia pak, surat pernyataan (perintah penangkapan, Red) sudah kami buat, nanti bapak berurusan di kantor saja,” kata korban meniru ucapan pelaku, dan korban pun sempat merekam wajah pelaku sebagaimana terpampang di bawah ini.

Oleh karena itu, korban pun berharap semoga dengan tereksposnya foto dan nomor HP pelaku 0857-6692-5294, pihak penegak hukum (TNI dan POLRI) dapat secepatnya mengidentifikasi dan mengungkap pelaku serta mengamankannya dan memberikan sangksi yang setimpal sesuai dengan perbuatannya karena diduga telah mengintimidasi dan mengancam korban dan mencemari nama baik institusi TNI.

Selain itu, lanjut korban, untuk lebih memuluskan aksinya supaya korban dan orang tuanya dapat secepatnya mentransfer uang kepada si pelaku, maka oknum tersebut juga dengan sengaja telah mengirimkan video seorang TNI sedang memukul seseorang seakan-akan hendak menakut-nakuti para korban tersebut. Untuk lebih meyakinkan korban, pelaku mengirimkan foto scan KTP-EL-nya seperti di bawah ini dan disinyalir hasil scan KTP-EL berikut ini merupakan hasil pemalsuan dokumen KTP-EL oleh pelaku, sehingga harus secepatnya ditindak tegas.

Sementara itu, kru spionnews.id yang mencoba menghubungi si pelaku via telpon whatsapp, mendapatkan perlakuan yang sama. Pasalnya, oknum tersebut yang dihubungi, juga melontarkan makian atau kata-kata kotor dan ancaman bahwa kami mau dibunuh. (EB)