Oleh: Ajamain Basir Rumlus
SPIONNEWS.ID MALUKU – Melihat negara berkembang masa kini dengan kekuasaan yang dipegang oleh elit Sipil dan Militer yang tanpa malu mengandalkan mentalitas serta nilai-nilai yang masih feodal dan memperkaya diri ditengah kemelaratan rakyat yang menindas usaha demokrasi dengan tangan besi.
Setiap negara merupakan negara kelas, dimana negara berpihak pada kepentingan kelas dengan menggunakan instrumen kekuasaan, jika melihat secara kolektif suatu negara berada pada tangan-tangan jahil para kelas yang mengakibatkan sistem kapitalisme semakin merambah. dimana demokrasi sebenarnya hanya tipu muslihat para elit untuk melanggengkan kekuasan.
Baca Juga : Kasus Kematian La Randi Mandek, Kapolda Maluku Didesak Copot Kapolres SBB
Hypocrisy atau kemunafikan merupakan bahasa politik yang seakan menjadi mantra serta slogan yang sering digunakan untuk menghipnotis masyarakat akar rumput dengan dengungan bahasa keadilan, kesejahteraan, dan lainnya namun apakah sampai saat ini sudah tergenapi.?
Belum lagi kita memasuki era dimana bencana besar melanda umat manusia yang bukan disebabkan oleh gejolak alam tetapi ulah dari perbuatan manusia seperti kebijakan politik yang sepakati secara bersama, dan kini imbasnya adalah ketergantungan pangan, bisnis, pendidikan, dan lainnya, semua bertumpu kepada keputusan politik. Hahaha rasanya seperti berada di negeri dongeng.
Baca Juga : Akibat Curah Hujan Tinggi Menyebabkan Jembatan Wae Mert Desa Dawang Ambruk
Dan lagi agitasi serta propaganda politik semakin sengit digencarkan antara kaum elit yang impacnya terjadi kepada kaum proletar “nah yang kaya tambah kuat yang miskin tambah tertindas” yah itulah kenyataan yang sering dipertontonkan.
Bencana besar semakin melanda, partai-partai oposisi yang menyatakan sikap untuk tetap beroposisi kini malah berbelok arah. Para tuan-tuan berdansa riang di istana yang di jamu oleh pelacur politik, anjing-anjing liar yang menggonggong itu kini telah membisu, akibat diberi makan tulang bekas santapan tuannya, sesekali anjing itu mulai menjilati sepatu tuannya.
Apakah kekuasaan yang dipegang oleh elit Sipil dan Militer hari ini dapat menciptakan perubahan baru? ataukah hanya melanjutkan tradisi yang dipegang oleh kekuasaan sebelumnya?
Mari kita saksikan kelanjutan ceritanya.
Editor : Erwin B