SPIONNEWS, Sampolawa – Dalam rangka meningkatkan swasembada pangan yang ada di Kabupaten Buton Selatan Dinas Pertanian Kabupaten Banten Selatan bersama Bupati Buton Selatan melakukan aksi di hadapan masyarakat dengan menanam padi sawah di Kelurahan Jaya Bakti Kecamatan Sampolawa.
Dalam aksi tersebut seluruh kepala opd Kabupaten Buton Selatan ikut terlibat dan Dinas Pertanian Kabupaten Buton Selatan menjadi pelopor dalam Win 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Buton Selatan dalam melakukan penanaman Perdana, padi sawah di lokasi Demfram cetak Sawa, di Kelurahan Jaya Bakti Kecamatan Sampolawa, Buton Selatan.
Saat dikonfirmasi Bupati Buton Selatan H. Muhammad Adios, Mengatakan “kami di Buton Selatan juga memiliki sawah, dibandingkan dengan Wakatobi yang memiliki wisata surga bawah laut, kita juga punya walaupun Kabupaten Buton Selatan tidak begitu besar, tapi memiliki potensi untuk maju ke depan, hal ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan swasembada pangan yang ada di Kabupaten Buton Selatan” ujarnya.
Lebih jauh Bupati Buton Selatan mengungkapkan hal ini sejalan dengan program Asta cita presiden Prabowo untuk meningkatkan swasembada pangan yang ada di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Buton Selatan,
“Saya bersyukur kepada allah karena ada salah satu putra terbaik di Kabupaten Buton Selatan, yaitu kepala dinas pertanian yang merupakan insinyur pertanian, dengan disiplin ilmunya sudah Tidak diragukan dengan pengembangan ke depan tidak perlu diragukan lagi Buton Selatan bisa maju dan berkembang sama dengan daerah lain” imbuhnya.
Bupati buatan Selatan menyatakan, untuk penanganan penyuluh Pertanian nantinya akan ditangani oleh dinas pertanian, dan mungkin akan ada pelatihan untuk PPPK yang kemarin, jangan sampai mereka kelebihan tenaga dan Kalau boleh mereka diajak untuk bergabung ke dinas pertanian supaya bisa terjun langsung kepada masyarakat petani kita.
“Insya Allah buatan selatan ke depannya bisa lebih baik dan kita siap bersaing dengan daerah-daerah yang lain, dengan daerah yang ada di Pulau Buton ini” Harapnya.
Di saat yang sama Kadis Pertanian Kabupaten Buton Selatan Laode Muhammad Idris mengungkapkan, salah satu metode penanaman yang dilakukan dalam penanaman padi sawah ini memiliki cara yang berbeda yaitu sistem tabela, merupakan salah satu rekayasa teknologi untuk bisa mengatur cara tanam benih langsung, di mana dulunya bila tidak menggunakan alat tersebut, membutuhkan biaya dan tenaga yang cukup besar. Tapi dengan alat ini Satu hari satu hektar sudah cukup satu orang yang melakukannya saja.
“Kami harapkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan penanaman padi sawah ini, Sehingga dalam pelaksanaannya nanti baik dalam pengolahannya penanamannya bisa kami lipatkan masyarakat secara langsung, bahkan nantinya akan kami latih cara penggunaannya”
Muhammad Idris mengungkapkan, kelebihan dan kekurangan dalam sistem rekayasa pertanian ini yaitu pada penggunaan bibitnya, bila dalam satu hektar sawah dibutuhkan 20 kilo untuk bibit padinya namun dengan menggunakan teknologi ini kita harus membutuhkan 40 kilo dalam satu hektarnya.
“Untuk kelebihannya sendiri dengan adanya teknologi ini bisa menghemat tenaga dan menghemat biaya yang sangat besar dan hal ini sudah kami lakukan terlebih dahulu dan menguji coba bila hanya tersebut” Tuturnya. Muh. Idris.
Kata Kapala Dinas, Targetnya dalam satu hektar bisa menghasilkan 7 ton, kering panen, dengan random 30%,, jadi ketika dijadikan beras bisa sekitar 5 ton, untuk bibit tadinya pihak pertanian membeli dari hasil panen yang ada di Kampuntori dengan jenis padi Moeldoko.
“Untuk pengelolaan pertanian dari pihak penyuluh dan melibatkan kelompok tani yang ada di Kelurahan Jaya bakti lingkungan Lagundi” imbuhnya.
Ucapnya, Berdasarkan informasi yang didapat oleh dinas pertanian semua penyuluh Pertanian akan ditangani langsung oleh menteri pertanian dan pihak Dinas Pertanian telah mengusulkan dan menyurat permintaan penyuluh pertanian , terkait kebutuhan penyuluh yang ada di Kabupaten Buton Selatan, untuk di lapangan 35, untuk di kecamatan 7 dan di Kabupaten 4, dan mudah-mudahan kekurangan ini sudah bisa dipenuhi dari pemerintah pusat tidak lagi membebani pemerintah daerah. (Ha)
Editor: Harry