“KolaboraSea, Menanam Harapan di Dasar Laut Baubau Sebuah gerakan perlindungan ekosistem laut melalui konservasi terumbu karang bersama warga pesisir Lea-Lea dan PLN EPI”
SPIONNEWS, Baubau – Rabu, 25 /6/ 2025 – Matahari baru saja naik di atas laut Pantai Kalima-lima, ketika 3 orang penyelam profesional berseragam selam diataranya, Kenji Iping, Gede Iwan Setiabudi dan Kadek Teguh Wirasastra menyiapkan spider wrap di perahu pesisir laut pantai, yang hari itu memulai sesuatu yang istimewa, menanam karang, menanam harapan, dalam giat KolaboraSea.
Ya Program itu bernama Kolaborasea Terumbu Karang, inisiatif bersama antara PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), anak perusahaan dari PLN, dan Kelompok Swadaya Masyarakat Puncak. Sebuah upaya sederhana namun bermakna besar, untuk mengembalikan kehidupan di bawah laut yang perlahan terkikis oleh limbah, alat tangkap merusak, dan perubahan iklim.

“Ini bukan hanya soal karang. Ini soal rumah bagi ikan, soal laut yang sehat, soal masa depan anak-anak kita,” tutur salah satu anggota KSM Puncak, Ipink Kenji sembari mengikat fragmen karang pada rangka besi berbentuk laba-laba.
Sebanyak 270 fragmen karang sehat ditanam di dasar laut seluas 144 meter persegi.
Terlihat kecil jika dilihat dari atas, namun menjadi rumah baru bagi ratusan biota laut yang kehilangan tempat tinggalnya. Di sinilah laut dipulihkan dari luka-luka yang tak terlihat mata, tapi terasa dampaknya: berkurangnya hasil tangkapan, pantai yang makin terkikis, dan ekosistem yang runtuh perlahan.
Energi Bersih Laut Bersih
Di sela kegiatan transplantasi, Agus Purnomo, General Manager Proyek Gas dan BBM PLN EPI, mengatakan bahwa program ini bukan aksi tunggal. Ini adalah bagian dari pendekatan menyeluruh PLN EPI yang tak hanya ingin membangun pembangkit, tetapi juga merawat alam tempatnya berdiri.
“Kelurahan Kolese, Kalialia, dan Lowu-Lowu adalah tiga lokasi binaan kami. Terumbu karang adalah aset penting, tak hanya secara ekologis, tapi juga bagi ekonomi masyarakat pesisir,” jelas Agus.
“Kami ingin perubahan energi menuju gas tidak melupakan laut sebagai bagian penting dari keberlanjutan.”PLN EPI saat ini sedang menyiapkan proyek gasifikasi di Baubau, termasuk pembangunan Terminal LNG PLTMG dengan kapasitas 16,21 BBTUD. Proyek ini diharapkan akan menggantikan konsumsi BBM yang selama ini mendominasi pembangkit listrik di wilayah ini.
Menurut Nur Akhsin, Senior Manager Komunikasi PLN UIP Sulawesi, sistem kelistrikan Baubau akan diperkuat menjadi 60 MW dengan pembangunan pembangkit gas baru pada 2026.
“Kami ingin memastikan transisi energi tidak hanya soal teknologi, tapi juga berdampak pada lingkungan sekitar,” ujarnya.
Laut yang Dijaga, Kota yang Tumbuh, Bagi Pemerintah Kota Baubau, program ini seperti angin segar.
“Keadaan listrik dan konservasi laut adalah dua fondasi penting bagi kesejahteraan masyarakat Baubau,” ujar Meizat Amril Tamim, Pejabat Sekda Kota Baubau yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut.
Ia menyebut, sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam proyek ini bisa menjadi contoh untuk daerah pesisir lainnya.
Bukan hanya infrastruktur yang dibangun, tetapi juga kesadaran akan pentingnya menjaga laut. Program ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-14 tentang ekosistem laut.
Dalam transplantasi karang, terlihat harapan. Bahwa transisi energi dan konservasi alam bisa berjalan beriringan. Bahwa di balik kabel listrik dan pipa gas, ada laut yang dijaga, ada masyarakat yang diberdayakan.
Di bawah laut Kalima-lima, karang-karang kecil itu kini mulai tumbuh. Diam-diam, mereka menguatkan pesisir. Menjadi simbol bahwa perubahan besar bisa dimulai dari dasar — bahkan dari dasar laut. (Vr)
Editor: Harry














