SPIONNEWS.ID, Malaka – Para Dosen dan Mahasiswa Prodi Peternakan, Fakultas Peternakan Kelautan dan Perikanan (FPKP) UNDANA Latih Peternak Olah Pakan Berbasis Bahan Lokal dan Limbah Ubi Kayu Bersama Kelompok Tani Ternak (KTT) di Desa Raimataus, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka
Belum lama ini Universitas Nusa Cendana (UNDANA) kembali menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yaitu pada Senin, 12 Mei 2025 sesuai rilis kegiatan yang disampaikan ketua Tim Pelaksana Kegiatan Ir. Gusti Ayu Yudiwati Lestari, MP, kepada media Spionnews.id
Pengabdian yang dilaksanakan oleh Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan (FPKP), di Desa Raimataus, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, dengan menggandeng Kelompok Tani Ternak (KTT) Neon Ida sebagai mitra pelaksana, dengan tema kegiatan yaitu “Penyediaan Pakan Sapi Berbasis Bahan Lokal dan Limbah Kulit Ubi Kayu sebagai Lumbung Pakan”.
Sebagai Tim pelaksana PKM yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa dari Prodi Peternakan UNDANA yang diketuai Tim Ir. Gusti Ayu Yudiwati Lestari, MP, dengan anggota Diana Meliani Sabat, S.Pt., M.Sc, dan Dr. Ir. Twenfosel Dami Dato, MP, serta lima orang mahasiswa aktif Prodi Peternakan.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Raimataus, Donatus Nahak Seran. Yang mana dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada pihak UNDANA atas kehadirannya di desa tersebut. Ia berharap agar kegiatan semacam ini tidak hanya berhenti di satu titik, tetapi dapat terus berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan peternak setempat.
Sementara penyampaian sambutan dari Ketua tim pelaksana, Ir. Gusti Ayu Yudiwati Lestari, MP, menjelaskan bahwa kegiatan PKM ini dirancang untuk membantu peternak dalam mengolah pakan secara mandiri dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia melimpah di desa. “Kita ingin menunjukkan bahwa bahan-bahan lokal yang selama ini dianggap sebagai limbah, sesungguhnya bisa diolah menjadi pakan berkualitas tinggi, jika dilakukan dengan pendekatan teknologi yang sederhana dan terjangkau,” jelasnya.
Transfer Ilmu Melalui Materi Kelas
Sebelum memasuki pada sesi praktik lapangan, para peternak terlebih dahulu menerima materi pembekalan dari Diana Meliani Sabat, S.Pt., M.Sc. dalam membahas topik-topik penting seputar pembukuan usaha ternak, strategi pemasaran, dan manajemen sederhana yang bisa diterapkan dalam kegiatan peternakan rakyat.

Sebagai pemateri, “Diana menyampaikan tentang pentingnya pencatatan keuangan secara rutin untuk memantau perkembangan usaha secara objektif. Selain itu, beliau juga memperkenalkan cara sederhana menghitung margin keuntungan dan titik impas usaha, serta strategi menjual ternak dengan melihat dinamika pasar lokal.
Demonstrasi Lapangan: Olah Pakan dan Pupuk Berbasis Limbah
Untuk sesi praktik, dilakukannya kegiatan dengan demonstrasi lapangan, yang menjadi inti utama dari PKM ini, diaman Peternak diajak langsung terlibat dalam berbagai praktik pembuatan pakan dan pupuk berbasis limbah pertanian dan peternakan lokal.

Demonstrasi pertama didampingi dan dilakukan oleh Ir. Gusti Ayu Yudiwati Lestari, MP yaitu mengenai pembuatan pakan konsentrat sapi sebanyak 75 kg, yang menggunakan limbah kulit ubi kayu fermentasi sebagai pengganti jagung. Kulit ubi kayu tersebut diproses melalui fermentasi untuk meningkatkan nilai gizi dan daya cerna sebelum digunakan sebagai bahan utama konsentrat. Semua bahan yang digunakan berasal dari sumber pangan lokal yang jumlahnya melimpah di Desa Raimataus.
Selanjutnya juga” ,Tim memperagakan pembuatan pakan amoniasi dari jerami padi, sebanyak 200 kg. Jerami ini merupakan sisa panen petani di desa yang biasanya dibakar atau dibiarkan membusuk, dengan menggunakan teknik sederhana yaitu dengan pencampuran urea dan air, kemudian jerami ini diolah menjadi pakan ternak yang lebih kaya nutrisi dan dapat disimpan dalam silo plastik tertutup selama 21 hingga 28 hari, demikian prosesnya.
Sementara untuk demonstrasi pembuatan amoniasi ini dipandu langsung oleh Ketua Tim PKM, Ir. Gusti Ayu Yudiwati Lestari, MP, yang menjelaskan langkah-langkah secara detail kepada para peternak, mulai dari pencacahan jerami, penambahan larutan urea, hingga teknik penyimpanan yang tepat agar fermentasi berhasil optimal. Peternak diajak untuk turut serta dalam proses agar dapat langsung mempraktikkannya di rumah atau kelompok masing-masing.
Lanjutnya, “ dalam rangka pemanfaatan limbah panen, dilakukan juga pembuatan silase dari limbah tanaman jagung sebanyak 200 kg. Silase ini menjadi alternatif penting sebagai cadangan hijauan ternak, khususnya pada musim kemarau, saat ketersediaan pakan alami menurun drastis. Limbah tanaman jagung yang selama ini terbuang, diolah menjadi bahan pakan yang difermentasi untuk mempertahankan kandungan nutrisinya dan memperpanjang masa simpan. Untuk demonstrasi terakhir adalah pembuatan bokashi dari kotoran ternak yang dicampur dengan daun kirinyuh (Chromolaena odorata). Sebanyak 300 kg bokashi berhasil diproduksi. Bokashi ini berfungsi sebagai pupuk organik yang sangat baik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas lahan pertanian peternak. Penggunaan Chromolaena odorata sebagai bahan tambahan bukan hanya mempercepat proses fermentasi, tetapi juga memberikan manfaat antimikroba yang memperkaya nilai kompos.
Kedua kegiatan ini dipandu langsung oleh Dr. Ir. Twenfosel Dami Dato, MP, yang menjelaskan setiap tahapan proses secara rinci. Beliau membimbing para peternak mulai dari pemilihan bahan baku, pencacahan, pencampuran bahan, hingga proses penyimpanan dan pemanfaatan akhir. Melalui metode partisipatif, peternak tidak hanya menjadi penonton, tetapi aktif terlibat dalam praktik pembuatan silase dan bokashi, sehingga keterampilan yang diperoleh dapat diterapkan secara berkelanjutan.
Seluruh rangkaian demonstrasi dipandu langsung oleh para dosen, dan dikerjakan bersama peternak secara partisipatif. Peternak tidak hanya melihat dan mendengar, tetapi juga turut mengerjakan mulai dari tahap persiapan hingga hasil akhir, agar dapat menerapkan keterampilan tersebut secara mandiri di kemudian hari.
Apresiasi dan Harapan Peternak
Sebagai bentuk output nyata dari kegiatan, hasil pakan dan pupuk yang telah dibuat selama kegiatan dibagikan kepada anggota KTT Neon Ida untuk digunakan langsung dalam usaha ternak mereka. Peternak menyampaikan rasa syukur dan harapan agar kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini.
“Kami tidak hanya diberi pakan, tetapi juga diberi ilmu. Sekarang kami tahu bahwa kulit ubi, jerami, bahkan kotoran ternak bisa diolah jadi sesuatu yang berguna. Harapan kami, UNDANA bisa terus datang dan dampingi kami,” demikian penyampaian Yasinta Bano Berek, sebagai Ketua Kelompok Tani Ternak Neon Ida.
Menutup Kegiatan dengan Optimisme
Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama antara tim dosen, mahasiswa, dan kelompok tani. Terlihat semangat dan optimisme terpancar dari wajah para peserta yang telah menerima ilmu baru dan keterampilan praktis yang langsung dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kegiatan ini, Prodi Peternakan, UNDANA menunjukkan bahwa pengabdian kepada masyarakat bukan sekadar kewajiban institusi pendidikan tinggi, melainkan wujud nyata dari kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam membangun peternakan yang berkelanjutan, efisien, dan berbasis potensi lokal.(**)
Penulis : Abdul Sumbing
Editor : Sudarmono