SPIONNEWS, Batauga – Hari HIV AIDS sedunia, menjadi salah satu aksi kemanusiaan untuk saling mengingatkan bahwa ada Penyakit yng sangat berbahaya dan harus di paham oleh seluruh masyarakat, terutama untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Buton Selatan, karena penyakit ini mengingat 100 % dari pasien yang mengindap Penyakit hiv yang ada di Kabupaten Buton Selatan.
Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan bahwa pasien yang mengidap HIV AIDS di Sulawesi Tenggara mencapai 567 orang, terdata akhir Agustus 2024.

contoh tes HIV AIDS Negarif
Penyakit ini masuk di Propinsi Sulawesi Tenggara melalui beberapa faktor, faktor utama karena adanya Para pekerjaan tambang , selain itu para perantau yang bekerja di luar daerah.
Ketika dikonfirmasi melalui via telepon, Kadis Kesehatan Buton Selatan Dedi Hasriady mengatakan data yang telah kami terima dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, per bulan agustus 2024, pasien penderita HIV Aids mencapai 567 orang sedangkan di tahun lalu, hanya 130 orang naik sekitar 300% lebih dari tahun kemarin, untuk Ungkapnya, Sabtu, 14/12/2024.
Lanjutnya, yang paling tertinggi ada di Kota Kendari 266 orang, untuk di Kota Baubau terdapat 103 orang, sedangkan untuk di Buton Selatan Kenaikan Kasus 100% dari tahun 2023 sebanyak 9 kasus dan tahun 2024 per Juli jumlah kasus 19 orang jadi naik 100% lebih.
“Dengan angka kenaikan kasus ini, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Selatan melakukan terobosan baru untuk bisa mengedukasi masyarakat tentang berbahayanya penyakit HIV Aids ini, melalui Mobil pelayanan kesehatan masyarakat yang bernama M_VCT HAKOBUS yaitu Volunteey Counseling and Testing dimana mobil akan berkeliling serta mengedukasi masyarakat tentang bahayanya Penyakit HIV Aids dan bagaimana cara menghadapinya” ungkapnya, kepada awak media ini.
Ucap Dedi Hasriady sebagai Kepala Dinas Kesehatan dengan Proyek Perubahan M_VCT HAKOBUS saat mengikuti kegiatan Diklat PIM 2 angkatan XXXV di BPSBD Provinsi Sulawesi Tenggara menghasilkan Mobil Layanan Kesehatan kepada masyarakat Buton Selatan dimana masyarakat dapat melakukan tes kesehatan secara langsung tanpa harus ke puskesmas atau rumah sakit.
Selain itu juga Kepala Dinas Kesehatan Buton telah bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama Buton Selatan, untuk setiap calon pengantin agar melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah, bila dinyatakan negatif maka pasangan tersebut bisa mendapatkan Buku Nikah, selain itu, bagi warga Buton Selatan yang ingin kerja di luar daerah, agar mengunakan pengaman (Kondom. red) waktu kerja di luar daerah seperti di pertambangan atau merantau.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan hal ini bisa deteksi melalui tes kehamilan diselingi dengan tes kesehatan anti virus ini, kepada para ibu-ibu hamil, dan beberapa tes kesehatan lainnya, oleh para calon pasangan yang akan menikah, untuk bisa memastikan seseorang positif HIV AIDS itu melalui beberapa kali rangkaian pemeriksaan Dinda hingga di katakan Dia positif HIV AIDS.
“Untuk kedepannya nantinya bila ada warga Buton Selatan yang keluar daerah dan akan pulang kembali, maka akan dilakukan tes kesehatan anti virus ini, sehingga nantinya bisa lebih mudah terdeteksi dan melakukan pencegahannya” Tegas Kepala Dinas Kesehatan Buton Selatan. (Ha).
Editor: Harry.

