SPIONNEWS.ID, Maluku – Kota Ambon seperti di Hongkong pada malam hari. Begitulah candaan salah seorang anak muda yang sedang nongki (nongkrong, red) di Pantai Leimena Kota Ambon Provinsi Maluku yang enggan namanya dipublikasikan kepada wartawan spionnews.id, belum lama ini.
Pemandangan malam yang dihiasi kilauan lampu-lampu di malam hari dan hembusan angin begitu sejuk dapat dinikmati oleh pengunjung Pantai Teluk Baguala yang berlokasi di Negeri Rumah Tiga Wailela Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon Provinsi Maluku.
Tempat ini sering dikunjungi oleh anak-anak muda pada malam hari, apalagi di malam Minggu sering dipadati pengunjung, yakni warga yang bermukim di sekitaran Kota Ambon karena lokasinya terasa dekat dan terjangkau juga untuk warga yang tinggal di luar Kota Ambon.
Salah seorang pengunjung, Anggi yang dimintai komentarnya menyampaikan, begitu senang berada di tempat ini. “Viuwnya begitu indah, angin sepoi-sepoi, katong juga bisa lihat Kota Ambon di malam hari dan menu yang ditawarkan pun murah meriah, pas untuk kantong anak muda”, ujarnya.
Menurutnya, dirinya bersama keluarga sering mengunjungi tempat itu. “Katong sering datang ke tempat ini di setiap akhir pekan, Sabtu malam untuk melepaskan kepenatan bekerja dan pilihannya adalah Pantai Wailela ini, karena kami bisa rileks dan santai menikmati pemandangan Kota Ambon di malam hari dari pantai teluk Baguala ini”, katanya.
Bagi penikmat kopi, lanjutnya, tempat ini bisa menjadi alternatif bagi mereka yang memiliki modal minim. Dengan modal 16 ribu saja sudah bisa mentraktir teman dan mendapatkan 2 gelas kopi hitam, begitu ekonomis, namun bagi penjual kopi dan makanan seperti roti bakar dan jagung bakar, dengan adanya pantai Wailela sangat membantu meringankan ekonomi mereka yang menawarkan menu tersebut kepada pengunjung di Pantai Leimena ini”, kata ibu Mila salah seorang penjual makanan dan minuman di Pantai Leimena.
Dirinya mengatakan, ia beraktifitas di Pantai Leimena ini mulai dari jam 6 sore sampai larut malam, pengunjung datang dan pergi setelah menikamati minuman hangat, pesanan kopi atau dan roti bakar menjadi menu favorite kawula muda. “Pengunjung ini
datangnya hanya di waktu menjelang malam”, ujarnya, seraya menambahkan, pendapatan rata-rata yang ia terima sebesar 600 -700 ribu rupiah, kecuali malam Minggu bisa mencapai 1 juta rupiah karena ramai pengunjungnya.
Alhamdulillah bisa menutupi biaya pendidikan 3 anaknya yang bersekolah di SMA dan 1 orang lagi yang sedang kuliah, masih ucap ibu Mila disela-sela kesibukannya menyiapkan menu pesanan pengunjung.
Pantai Leimena yang dikelilingi oleh talud sepanjang kurang lebih 1 KM ini menjadi salah satu tempat wisata dan sering dikunjungi orang-orang yang datang dari mana saja. Salah seorang anak muda, Aldi menyampaikan, agar kiranya Pemerintah Kota dan Pemerintah Desa dapat berkoordinasi untuk memperhatikan kondisi infrastruktur yang ada di Pantai Wailela ini, seperti pengaspalan jalan yang belum selesai sampai di ujung, pengaturan Parkiran Mobil atau Motor yang terkesan parkir sembarangan.
Selain itu, lanjutnya, penyediaan kantong-kantong sampah di lokasi tersebut. “Beta berharap baik kepada penjual maupun pengunjung agar memperhatikan untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi membuang sampah ke laut karena akan mengurangi keindahan pante Leimena dan berdampak lain kepada kita semua”, pintanya.
Menurutnya, perhatian Pemerintah akan tempat ini sangat dibutuhkan, apalagi bisa mengangkat perekonomian masyarakat sekitar pantai yang kebanyakan menggantungkan kehidupan ekonominya di Pantai Leimena ini. ***
Liputan: Erwin B
Editor. : Rusly, S.Mn.