SPIONNEWS.ID, BUTENG – Dunia maya akhir-akhir ini dipenuhi dengan berita mengenai praktik bagi-bagi uang oleh calon pemimpin dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah di berbagai wilayah. Fenomena ini dikenal dengan istilah money politik, di mana para kandidat menggunakan uang untuk membeli suara rakyat demi mendapatkan dukungan.
Praktisi hukum asal Buton Tengah, Adnan mengimbau masyarakat Buton Tengah (Buteng) untuk tidak terpengaruh oleh godaan sesaat tersebut. Menurutnya, money politik merupakan tindakan yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga merusak proses demokrasi yang sehat dan berkeadilan.
“Jangan jual masa depan Buton Tengah yang kita cintai dengan harga yang murah. Pilihlah pemimpin yang jujur, berintegritas, dan punya visi membangun daerah secara berkelanjutan. Mari kita sama-sama sayangi daerah kita dengan membuat pilihan cerdas dan menolak segala bentuk suap politik,” imbuhnya.
Dijelaskannya, Masyarakat Buton Tengah perlu menyadari bahwa memberikan suara untuk calon pemimpin yang mengandalkan money politik adalah tindakan yang tidak bijaksana. Menurutnya, jika masyarakat membiarkan money politik terus terjadi, hal ini akan membawa dampak negatif yang signifikan bagi daerah Buton Tengah di kemudian hari.
“Kita memilih calon pemimpin yang mengandalkan bagi-bagi uang alias money politik, sama halnya membuka jurang kehancuran terhadap daerah kita. Calon Pemimpin yang mengandalkan saweran alias money politik pasti akan memprioritakan pengembalian modal, dari pada melakukan pembangunan daerah. Olehnya itu jangan terpancing dengan uang sedikit tapi akhirnya menghancurkan daerah Buton Tengah yang kita cintai ini,” tegasnya.
Sebagai penutup, pria yang akrab dengan sebutan Tejo ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Buton Tengah yang bersih dan bebas dari praktik money politik.
“Saya berharap Buton Tengah bisa menjadi contoh daerah yang bersih dari money politik dan memiliki masa depan yang cerah di bawah kepemimpinan yang berintegritas,” tutupnya. (Tim Redaksi SN)
Editor : Rusly, S.Mn.