SPIONNEWS.ID, MALUKU – Eskalasi politik Maluku menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Kepala Daerah, baik Gubernur maupun Bupati dan Wali Kota di Provinsi Maluku makin mencuat. Hal ini ditandai dengan konsolidasi di berbagai pihak untuk memenangkan figur masing – masing yang sudah diusung oleh partai politik pengusung.
“Dalam kondisi semacam ini berbagai intrik dari rival politik yang saling menjatuhkan dengan berbagai cara. Perlu menjadi atensi kepada semua tim pemenangan agar tidak terjebak pada narasi politik yang berkembang di ruang – ruang publik yang dapat menimbulkan degradasi nilai – nilai demokrasi kita,” tegas Aldin Keliangin, S.Pi selaku Direktur LPP BKPRMI Provinsi Maluku ketika ditemui di Manise Hotel Kota Ambon, Rabu (16/10/2024).
Menurut Aldin, semua pihak terkait dengan Pemilukada di Provinsi Maluku harus bisa menciptakan situasi politik yang kondusif dengan penuh rasa kekeluargaan di tengah intensitas politik yang makin memanas saat ini menjelang Pilkada Gubernur, Bupati dan Wali Kota di Maluku.
Oleh karena itu, Aldin sebagai perwakilan LPP BKPRMI Maluku, dirinya berharap agar masyarakat terutama di Maluku harus tetap menjaga kondisi kamtibmas agar pelaksanaan agenda Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) dapat terselenggara dengan penuh rasa aman, damai dan tentram.
“Para kompetitor yang maju sebagai kontestan Pilkada diharapkan tetap bersaing secara sehat dengan menjaga kondusifitas daerah dan nilai – nilai kearifan lokal melalui persaingan positif tanpa saling menjatuhkan satu dengan lainnya,” Imbuh Aldin.
Aldin pun berharap kepada semua pendukung serta tim pemenangan untuk saling membangun komunikasi dengan setiap pasangan calon dalam melakukan manuver politik secara sehat, sebab politik adalah bagian dari seni memainkan peran untuk mencapai tujuan bersama.
“Itulah yang merupakan kehendak dan harus dipahami oleh setiap tim maupun para simpatisannya agar momentum demokrasi lima tahunan ini menjadi pesta rakyat yang penuh dengan kegembiraan dan suka cita,” harapnya.
Lebih jauh Aldin mengingatkan, konsolidasi dan komunikasi politik menjelang 27 November 2024 mendatang biarkan selalu terbangun secara intens namun situasi politik tetap terjaga dan jangan saling fitnah atau memainkan isu yang belum tentu kebenarannya.
“Apalagi saling menjatuhkan dengan hal – hal yang tidak benar. Kita harus ciptakan demokrasi yang berakhir damai dan berkualitas,” ungkapnya. (*)
Liputan : Bambang Poipessy, S.Sos.
Editor : Erwin B. & RAL