Ritual Pilumeano We’e Hara Mpangi dan Hara Benua Belum Terdaftar di Kemenkumham RI Terkendala Pada Pengumpulan Manuskrip
SPIONNEWS. ID, BUTON SELATAN – Ritual pembersihan mata air Hara Mpangi dan Hara Benua di Kelurahan Majapahit, Kecamatan Buton Selatan, Kabupaten Buton Selatan belum terdaftar di Kemenkumham RI sebagai warisan Budaya. Disebabkan kurangnya data pendukung manuskrip.
Kepala Dinas Kebudayaan Buton Selatan, La Ode Haerudin menyatakan, “Ritual Ritual Pilumeano We’e Hara Mpangi dan Hara Benua belum memiliki sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK). Pasalnya, terkendala pada pengumpulan data seperti manuskrip dan dokumentasi video serta foto,” tuturnya.
Haerudin mengungkapkan bahwa pihaknya mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data terkait ritual adat tersebut.
Hal itu, disebabkan kurangnya koordinasi antara parabela setempat dengan pihak Dinas Kebudayaan Buton Selatan pada saat melaksanakan prosesi pembersihan mata air pra perayaan hari puncak dari ritual tersebut.
Terlebih untuk mengumpulkan manuskrip terkendala pada informan yang kredibel, yang mana hari ini generasi muda tidak banyak yang tahu sejarah dari dua mata air tesebut dan hanya para Tetuah (sepuh) yang mengetahui versi asli dari sejarah tersebut.
“Bagi kami yang sulit adalah mencari sesuatu yang tidak ada menjadi ada karena mencari sumbernya dari para orangtua kampung,” Keluh La Ode Haerudin, Minggu (2/2/2025).
Ia membeberkan saat ini terdapat beberapa ritual adat yang masih belum memiliki sertifikat KIK dengan alasan yang serupa. Oleh sebab itu, Haerudin berharap agar baik para penyelenggara acara maupun parabela dapat membangun komunikasi yang baik dengan pihaknya dalam membantu pengumpulan data-data terkait ritual adat di Buton Selatan.
Haerudin sempat menyinggung perihal kalender event wisata, yang mana perlu adanya kolaborasi bersama Dinas Pariwisata Buton Selatan untuk membantu mempromosikan kebudayaan tersebut menjadi tujuan wisata baru bagi pelancong dari luar daerah.
“Dinas kebudayaan menyiapkan atraksinya dan Dinas pariwisata menyiapkan promosinya,” Tandasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Buton Selatan, Muhammad Ridwan Badallah menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengupayakan agar parabela/ketua adat di Kabupaten Buton Selatan mempunyai honor, sebab kedudukan mereka yang begitu penting pada tingkat lembaga hukum adat.
Kemudian Ridwan, menghimbau kepada generasi muda di Buton Selatan untuk tidak malu menggunakan bahasa daerah sebagai salah satu identitas budaya dan merupakan salah satu kekayaan warisan yang sudah semestinya tetap dilestarikan. Terlebih, dewasa ini sebagian generasi muda sudah mulai minder menggunakan bahasa lokal hanya karena khawatir dicap orang desa.
Perihal pengembangan wisata di Buton Selatan nantinya akan serentak dieksekusi sehingga tidak ada lagi destinasi wisata yang tertinggal perihal sarana dan prasarana penunjang.
“Hampir semua kita eksekusi nanti semua akan berjalan bersamaan, satu paket wisata,” Ungkapnya.
Ridwan, berharap semua program periode kepemimpinannya dapat dilanjutkan oleh Bupati Buton Selatan terpilih, khususnya dalam pengembangan pada bidang ekowisata disana, sebab Buton Selatan mempunyai peluang untuk menarik investor luar.
Penulis: Ha
Editor : Harry