Ada Pesan Cinta di Balik Seteguk Kopi Hendea

“Kopi Hendea Bukan Sekedar Bisnis Melainkan Wujud Kepedulian terhadap Petani Kopi Buton Selatan”

SPIONNEWS Sampolawa, – Bubuk kopi Hendea salah satu produk UMKM lokal buatan putra asli daerah Buton Selatan, bukan hanya sekedar bisnis yang menguntungkan melainkan merupakan wujud kepedulian terhadap kesejahteraan petani kopi di Desa Hendea. Suhandi pria paruh baya yang juga berprofesi sebagai seorang petani kopi di Desa Hendea, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan.

Mulai merintis usahanya sejak tahun 2018 silam, namun branding produknya saat itu masih belum terarah dengan baik. Sehingga pada tahun 2019 suhandi memutuskan untuk mulai merancang kembali produk bubuk kopinya dengan matang dan mengurus surat izin perdagangan (SIUP).

Suhandi menuturkan, hatinya tergerak mulai mengelola biji kopi menjadi produk UMKM unggulan di Desanya. Tata kala melihat semakin maraknya lahan perkebunan kopi yang beralih menjadi lahan komoditas lain, seperti sayur, jagung, cabai dan masih banyak lagi.

“Sebenarnya hati saya tergerak bermula dari melihat para petani kopi mulai menanam komoditas lain, alasannya karena harga jual kopi anjlok setiap tahunnya,” Tutur Suhandi, saat ditemui awak media, Senin (17/2/2025).

Pasalnya, petani kopi setempat menjadi khawatir dengan harga jual kopi yang kian merosot setiap tahunnya.

Sehingga tidak dapat dapat menunjang perekonomian bagi keberlangsungan hidup petani kopi di Desa Hendea. Terlebih, para petani lokal masih terkendala perihal peningkatan kapasitas pertanian. Seperti, proses penanaman, perawatan, serta pada pemasaran komoditas kopi yang mana sampai hari ini masih bergantung pada pengepul sebagai pihak yang membeli komoditas biji kopi Desa Hendea.

Selama kehadiran produk UMKM bubuk Kopi Hendea ditengah kehidupan petani lokal, menjadikan para petani mempunyai tempat baru untuk menjual hasil panen mereka. Suhandi mengaku membeli biji kopi robusta dari petani lokal, Ia hargai sebesar Rp 50.000/liternya.

Kendati demikian, Ia masih saja kehabisan stok biji kopi sebab sebagain petani masih menjual hasil panen mereka ke pihak pengepul disana. Untuk satu kali produksi, Suhandi membutuhkan sebanyak 20 liter biji kopi agar dapat menghasilkan sekitar 200 bungkus bubuk Kopi Hendea dalam satu hari.

“Cara pengelohan biji kopi menjadi bubuk masih menggunakan cara dan alat tradisional, sehingga menjadikan cita rasa khas Kopi begitu kuat dan nikmat” tuturnya.

Untuk harga per 100 gram bubuk Kopi Hendea dibandrol sebesar Rp 15.000. Produk bubuk Kopi Hendea juga tersedia hampir di seluruh toserba yang ada di Kota Baubau. Ia berharap sebab produksi kopinya yang masih menggunakan cara tradisional maka kedepannya produk UMKM tersebut dapat diberikan bantuan berupa mesin sangrai agar dapat mengestimasi waktu produksi dalam satu hari.

Kemudian agar OPD teknis terkait dapat mengadakan program peningkatan kapasitas terhadap para petani kopi di Desa Hendea. Pasalnya, jumlah stok hasil panen kopi menurun setiap tahunnya disebabkan para petani kopi mulai beralih menanam komoditas lain dilahan perkebunan mereka.

Sementara itu, salah satu petani kopi Desa Hendea, La Ruhi mengaku hampir meratakan seluruh tanaman pohon kopinya untuk menanam sayur dan cabai. Namun, hal itu Ia urungkan saat mengetahui masih ada pihak lain yang membeli hasil panen mereka dengan harga yang cukup menjanjikan. Selama ini, para petani lokal hanya dapat menjual komoditas mereka kepada pihak pengepul saja.

Apabila pihak tersebut sudah tidak mampu menampung banyaknya biji kopi dari para petani setempat, maka terpaksa mereka menjual biji kopi tersebut dengan harga murah pada penadah yang ada di Kota Baubau yang berjarak sangat jauh dengan Desa Hendea.

“Masyarakat/petani tidak malas, kami mau menanam apa saja, hanya ada tidak langkah pemerintah daerah membantu menyiapkan pihak yang akan membeli komoditas kami khususnya biji kopi,” Kata La Ruhi.

La Ruhi lebih jauh, sampai saat ini belum ada bantuan dari Pemerintah setempat dalam membantu memasarkan komoditas biji kopi dari Petani lokal. Sehingga menimbulkan rasa malas dan acuh dari petani untuk mengelola lahan perkebunan mereka. Dengan demikian, hadirnya produk UMKM bubuk Kopi Hendea menciptakan alternatif dikalangan petani setempat dalam menjual komoditas kopi yang telah dipanen.

Penulis: Ali

Editor: Harry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *