
SPIONNEWS.ID, Maluku – Konflik antara pemuda Desa Kilga dan Desa Kufar, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku, yang terjadi pada 30 Maret 2025, menimbulkan ketegangan di antara masyarakat kedua desa tersebut.
Salah satu Mahasiswa asal Desa Kilga, Ridwan Wajo, ketika dihubungi Kru Spionnews via WhatsApp pada Kamis (03/04/2025), meminta Kapolres SBT untuk segera mengambil langkah tegas guna menyelesaikan konflik tersebut sebelum menimbulkan korban jiwa.
Menurutnya, pihak berwenang harus bertindak adil dan menindak tegas pelaku utama yang memicu konflik, tanpa memandang asal usul desa mereka.
Ridwan pun menyoroti kurangnya responsivitas dari aparat kepolisian setempat, “Kapolsek Kecamatan Seram Timur dan Kapolsek Kecamatan Tutuk Tolu seharusnya lebih sigap dalam menangani konflik agar tidak berlarut-larut,” ujarnya.
Masih kata Ridwan, bentrokan yang berkepanjangan telah mengakibatkan sejumlah warga mengalami luka-luka dan dikhawatirkan dapat berujung pada jatuhnya korban jiwa.
“Selain itu, konflik ini turut berdampak pada akses jalan menuju Kota Bula, ibukota Kabupaten SBT. Pemuda Desa Kufar disebut-sebut melakukan penjagaan di jalan utama, sehingga menghambat mobilitas masyarakat dan mengganggu roda perekonomian desa-desa sekitar,” ucapnya.
Lebih lanjut, dirinya menambahkan, konflik yang berlangsung dari Minggu hingga Rabu dini hari menjadi bukti bahwa aparat kepolisian di tingkat kecamatan kurang responsif dalam menangani situasi tersebut. Oleh karena itu, Ridwan meminta Pemerintah Kabupaten SBT dan Kapolres SBT untuk segera mengambil langkah konkret guna menyelesaikan permasalahan ini.
Lebih jauh, Ridwan juga mengusulkan, agar dalam waktu dekat ini dibangun Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) di Kecamatan Kiandarat. Ia menilai; “Keberadaan Polsek di wilayah tersebut dapat mempercepat penanganan kasus-kasus serupa tanpa harus melaporkannya ke Polsek Kecamatan Seram Timur karena jaraknya jauh,” tutupnya.(*)
Liputan : ABR
Editor : Erwin B.