“BURUH”

Oleh: La Ode Muhammad Syamsir, SKM

Peluh tak jadi keluh. Sedia hina untuk mulia. Lapang hati selalu luluh. Bekerja bukan kata tapi setia.

Dimata dasi selalu rendah. Mungkin miskin jadi patokan. Tuhan punya pandangan indah. Tak ada beda sujud jadi jawaban.

Siapa yang mau bertaruh. Dengan otot yang sebenarnya. Berpijak jujur diatas ruh. Para penjilat akan nampak nyata.

Negeri ini terlihat aneh. Petinggi dipuja bak dewa. Buruh jauh dari kata mewah. Padalah mereka pahlawan devisa.

Kenyataan jadi fatamorgana. Mudah-mudahan ini hanya imajinasiku. Tak ada penderitaan yang nyata. Tak ada mulut terbungkam kaku.

Kutulis surat dan doa. Untuk diriku dan dirimu. Karena kita adalah sama. Terlahir dari buruh untuk bersatu. (*)

(BAUBAU, 1 MEI 2025)

Editor: Rusly, S.Mn.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *