SPIONNEWS.ID,MALUKU – Pemerintahan Hendrik Lewerissa – Abdullah Vanath (HL – AV) menjadi perhatian publik untuk dinantikan gebrakan besarnya namun janji manis dari kedua politikus maluku ini hanya siulan dan tepukan, dalam 100 hari kerja pemerintahannya maluku tak menuju sebuah perubahan tentunya berbanding terbalik dari slogan For Maluku Pung Bae
Hal ini tak luput dari perhatian Fadel Rumakat selaku Koordinator Rumah Muda Anti Korupsi (RUMMI). Dirinya menuturkan, Rummi dalam meluncurkan evaluasi 100 hari kerja duet kepala Daerah Maluku HL dan AV. Hasilnya? Nol besar. Janji-janji kampanye yang sempat dibungkus manis kini terbukti hanya retorika penuh semangat alias (nafsu kuda), tapi minim hasil (tenaga bebek)
“Dari transportasi publik yang makin semrawut, birokrasi korupsi sampai dengan pengelolaan anggaran yang tidak transparan, HL dan AV hanya sibuk membangun citra,” ujarnya , Senin (02/06/2025)
Baca juga : Ganti Rugi Lahan Kampus IAIN, Selisih Harga Miliaran Rupiah
Menurutnya , dalam 100 hari kerja pemerintahan HL – AV Tidak ada terobosan nyata, justru lebih sibuk pencitraan di media sosial dan selfie di acara seremonial belaka, ujarnya
Lebih lanjut RUMMI menambahkan, beberapa rincian kegagalan utama dalam 100 hari pemerintahan ini, antara lain :
- Janji Reformasi Birokrasi.
Tak ada digitalisasi pelayanan publik seperti dijanjikan. Layanan masih lamban, pungli tetap marak. - Isu Lingkungan. Tak ada langkah konkret dalam menyelamatkan ruang hijau kota, parahnya beberapa izin tambang diduga justru dikeluarkan secara diam-diam
- Transportasi dan Infrastruktur. Program integrasi transportasi belum berjalan. Kemacetan makin parah, angkutan umum makin ditinggalkan.
- Transparansi dan Partisipasi Publik. Laporan keuangan daerah sulit diakses. Forum warga dan musrenbang hanya formalitas
“Janji politik hanya bunyi kosong tak kunjung eksekusi, panggung politik dijadikan tepukan pemuja demokrasi tanpa realisasi” ungkapnya
Lebih jauh RUMMI menegaskan, Kami tidak menuntut semuanya selesai dalam 100 hari. Tapi jika 100 hari pertama ini saja sudah nihil arah dan capaian, bagaimana bisa berharap pada lima tahun kedepan ? (**)
Editor : Erwin B