SPIONNEWS, Batauga – Banyaknya kasus keracunan pada program makanan bergizi gratis membuat beberapa organisasi nasional angkat suara terkait antisipasi keracunan akibat makanan tersebut. Kabupaten Buton Selatan sebagai salah satu Pemerintah Daerah yang menerima program makanan gizi gratis saat ini telah berlangsung di tempat dapur induk penyalur makanan bergizi gratis.
Untuk bisa mengantisipasi hal yang tidak diinginkan bersama pihak organisasi Gizi Indonesia, HAKLI Buton Selatan siap mengerjakan anggota dalam membantu penyelenggaraan MBG.
Saat ditemui di ruang kerjanya, Ketua HAKLI Buton Selatan, Laode Muslihin Mahmud, S.KM, mengatakan “Kami sebagai Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) merupakan Organisasi yang menghimpun para ahli kesehatan lingkungan, yang mana organisasi ini berorientasi pada kesehatan masyarakat serta juga berorientasi pada berbagai konsep diluar kesehatan masyarakat seperti pelestarian alam, sistem lingkungan, kelengkapan body of knewledge dalam kesatuan pendekatan multidisipliner dan hal-hal lain tentang Kesehatan Lingkungan” ujarnya, Senin, 29/9/2025.
Katanya, Kesehatan lingkungan adalah kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, aman, nyaman dan bersih.
“Tujuan utama HAKLI adalah, bekerjasama, menjalin jejaring kerja dan kemitraan dengan instansi pemerintah, pemerintah daerah, swasta, organisasi masyarakat yang relevan di bidang tugasnya” tegasnya.
Lebih jauh, Mahmud, menuturkan, Untuk mengimplementasi tugas tersebut maka kepengurusan HAKLI Buton Selatan 2025-2030 yang terbentuk bulan Juli 2025 yang beranggotakan 50 orang yang tersebar di 7 kecamatan di Buton Selatan maka akan mengambil peran dan siap berkolaborasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terdapat di Kabupaten Buton Selatan yaitu Batauga, Sampolawa dan Lapandewa yang melayani 12.152 orang penerima manfaat dari Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kegiatan tersebut didasari dengan maraknya kejadian keracunan di berbagai daerah yang sampai saat ini berjumlah 8.649 kasus” Tuturnya.
Ia menambahkan, Dengan memberikan perhatian khusus pada kebersihan dan hygiene pengolah/penjamah makanan yang bersertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dan pengolahan air limbah secara berkala maka diharapkan kejadian keracunan makanan MBG tidak terjadi di Kabupaten Buton Selatan sehingga tujuan pemenuhan kebutuhan gizi untuk menciptakan generasi emas tahun 2045 dapat tercapai. (Ha).
Editor : Harry