SPIONNEWS.ID, Baubau – Ketika Anda melancong ke Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara, Anda akan disuguhkan berbagai jenis makanan kuliner buatan khas orang Buton, salah satunya masakan “parende” (ikan kuah) buatan Mama Jana. Warung makan Mama Jana itu berlokasi di Pasar Wameo Kelurahan Wameo Kecamatan Batupoaro Kota Baubau, tepatnya di depan Rumah Susun Wameo. “Rasa dulu parende Mama Jana baru pergi,” kata Mama Jana kepada wartawan spionnews.id, belum lama ini.
Menurut Mama Jana, masakannya itu bisa dijangkau oleh semua kalangan. “Satu porsi Parende Kepala seharga Rp. 50.000, dan Parende Biasa seharga Rp. 30.000. Dan ada juga dijual nasi kuning, satu porsi Rp. 10,000,” ujarnya, sembari menambahkan, sudah sepuluh tahun dirinya melakoni usaha ini, yakni semenjak ia merantau di Bula Pulau Seram dan Pulau Ambon Maluku, Pulau Papua dan Pulau Kalimantan.
Lebih lanjut, dirinya menegaskan masakannya itu sangat enak dan sudah menjadi Budaya Buton. “Semua orang, termasuk dari kantor-kantor, semuanya gemar masakan Buton, ada dari Jakarta, Kalimantan. Ia kalau dulu sampai-sampai kami kirim parende ini ke Kalimantan,” katanya, sembari menegaskan kembali, masakannya ini sangat enak, apalagi kalau dimakan dengan kasuami, atau dimakan dengan sinonggi, atau dimakan dengan papeda.
Lebih jauh, dirinya menjelaskan, masakan parende ini mudah sekali dibuat dengan cara unik dan menggunakan bumbu-bumbu sederhana yang mudah didapat di pasar rakyat. “Parende ini diracik pakai lengkuas, jahe, dan kunyit. Nah kunyit langsung diolah dengan bawang putih, bawang merah, lombok besar dan tomat. Diolah serta dimasak langsung ditumis. Setelah itu, digoreng prosesnya memakan waktu selama 4 jam,” jelasnya, sembari menambahkan, jadi bumbunya itu ditaruh di airnya parende, dan bagi mereka yang senang dengan rasa asam, maka dipersilahkan parende itu ditambah dengan asam.
Ketika ditanya wartawan spionnews.id, ikan-ikan apa aja yang cocok dengan parende? “Ikan bobara, ikan kakap merah, dan ikan katamba. Saya biasaya mulai masak pagi-pagi, pada jam 8 pagi sudah masak. Cara masaknya taruh bumbu ketika sudah mendidih airnya baru lepas ikannya supaya tidak hancur. Dan tidak dikasih belimbing, hanya asam aja dan kalau ada mangga muda itu bisa. Resepnya ini dari buatan Mama Jana sendiri, dan sudah turun temurun. Dan warungku ini ditutup jam 5 sore,” jawabnya.
Sementara itu, salah seorang penggemar masakan parende, sebut saja namanya Febi (44) yang saat ini bekerja sebagai Perawat di Kamar Bersalin Rumah Sakit Siloam Baubau, saat ditemui di warung makan parende belum lama ini mengungkapkan, memang masakan parende itu enak sekali, sehingga dirinya sering mengajak keluarga dan temannya untuk makan bersama di warung tersebut. “Rasanya yang jelas segar, ada asam-asamnya, ada pedis-pedisnya. Pokoknya enak, ikannya juga masih segar, dan porsinya besar. Dan saya sudah sekitar 7 kali datang kesini untuk menikmati masakan parende ini,” katanya, sembari menambahkan, ia sangat merekomendasikan kepada semua orang untuk menikmati masakan parende khas Buton itu. (*)
Liputan: Ismail
Editor: Rusly, S.Mn.