“Pihak RSUD Kota Baubau, siap menerima masukan demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat”
SPIONNEWS, Baubau – Rapat Koordinasi Penyelesaian Pengaduan Pasien Rumah sakit Kota Baubau. RSUD Kota Baubau , Rabu, 20/11/2024, melakukan koordinasi dengan beberapa dokter termasuk dokter yang menjadi salah satu dugaan melakukan pelanggaran.
Rapat tersebut diambil dalam rangka mengevaluasi dan mengkoordinasikan kembali sistem pelayanan yang ada di rumah sakit RSUD Kota Baubau, hal ini pun terkait dengan adanya aksi beberapa pekan lalu oleh mahasiswa dari imm yang menyatakan adanya dugaan malpraktek di rumah sakit ini.
Direktur RSUD Kota Baubau mengungkapkan “Berkaitan dengan teman-teman yang mempertanyakan kualitas pelayanan di RSUD Kota Baubau, jadi sebelumnya nanti akan kami dengarkan dulu kronologi awal yang akan disampikan dr.Fatahillah sebagai sejawat yang jadi fokus untuk pembahasan teman-teman dari organisasi IMM yang mempertanyakan kualitas pelayanan yng dilakukan oleh poli saraf Kota Baubau.
kemudian setelah itu ada kronologis nanti kami dari rumah sakit juga akan menyampaikan point-point penting terkait langkah-langkah yang akan ditempuh RSUD Kota Baubau.
Adapun, oleh RSUD Kota Baubau untuk selalu meningkatkan pelayanan terhadap semua pasien RSUD Kota Baubau untuk itu saya persilahkan dr.Fatahillah memberikan sedikit kronologis dan memberikan pendapatnya tentang tuntutan yang diberikan RSUD Kota Baubau bahwa poli saraf melakukan tindakan yang menurunkan kualitas pelayanan terhadap pasien di RSUD Kota Baubau.
IMM Kota Baubau, Aksi Protes Adanya Malpraktek Di Palagimata
Klarifikasi dari dr. LM Fatahillah, mengatakan “Saya dr. LM Fatahillah, M.Kes,. Sp.N.FINA dokter spesialis NEURO ingin meluruskan atau mengklarifikasi terkait hal demo yang ditujukan kepada saya ini awalnya kejadian tanggal 12 November 2024, saya waktu itu memang akui datang terlambat di pelayanan poli klinik saraf RSUD Kota Baubau kebetulan ada keluarga pasien yang protes dan saya sudah jelaskan keterlambatan saya baru kali ini terjadi itupun karena ada keperluan membeli tiket (pesawat) untuk berangkat pertemuan ilmiah di palembang besoknya.
“Karena urusan mengantri tiket akhirnya terlambat dan pada saat itu ada keluarga pasien yang tidak terima memprotes, saya sudah jelaskan juga ini baru kejadian ini kebetulan ada memang keperluan (antri) membeli tiket dan ada memang undangan pertemuan ilmiah saat itu di Palembang”jelasnya.
Kejadian kedua terkait dengan pasien saya pak Abdul Mutalib (65) ini penyakit sebenarnya tbc melitus dan dikonsul ke saya sejak 2 tahun yang lalu itu dengan saraf terjepit selama dua tahun ini komunikasi saya dengan pak Abdul Mutalib ini sangat baik dan secara kekeluargaan itu sangat baik artinya lama saya berinteraksi sama beliau ini selalu memberikan (layanan) yang terbaik mulai pengobatan ringan sampai obat-obatan biasa belum sembuh juga mulai juga fisioterapy belum ada perubahan mulai dengan teknik infasif dengan menyuntik saraf terjepitnya tetap tidak ada perubahan sampai yang paling atas saya anjurkan tindakan prosedur kedua sayangnya belum ada perubahan juga maka itu ada kata-kata saya sebenarnya itu kata-kata gaul mengingatkan saya hubungan kekelurgaan sama pasien ini, saya pak untuk saat ini bendera putih dulu, saya hentikan pengobatan dulu, saya kembalikan bapak ke spesialis penyakit dalam untuk mengobati tbc melitus bapak karena itu bukan kewenangan dokter saraf saya tuliskanlah pengantar ke poli klinik penyakit dalam tapi dalam komunikasi dengan pasien baik dan pak abdul mutholib itu menerima baik saya, cuma keluarga pasien yang tidak menerima entah dia salah dengar atau bagaimana tidak menerima bahasa saya bendera putih, saya bendera putih pada saat itu saya belum bisa mengambil tindakan dulu pada bapak abdul mutholib atau pasien ini beralasan karena saya lihat rekam medisnya pertama bapak ini mendapatkan anti nyeri selama satu bulan berturut-turut tanpa ada perbaikan klinis sama sekali yang kedua beliau mendapatkan steroid selama satu bulan terus menerus tidak ada perbaikan klinis.
“Hingga saya menduga bahwa jika saya teruskan dan memaksa menangani pasien ini akan terjadi efek samping pertama tekanan lambung karena penggunaan terus menerus yang, kedua melitusnya makin parah karena penggunaan steroid karena itu saya konsul sama teman saya di penyakit dalam untuk menangani tbc melitusnya” ucapnya.
Menurut Direktur RSUD Kota Baubau mengatakan “Kalau kita bahas tentang penanganan medis tentu panjang pak jadi memang saat ini sesuai prosedur lah, yang mungkin menjadi halangan adalah adanya miskomunikasi anta kata-kata yang diucapkan oleh dr.Fatahillah dengan apa yang diterima keluarga pasien padahal yang dimaksud dr.Fatahillah bendera putih itu adalah untuk saat ini beliau belum bisa mengambil tindakan lebih lanjut terhadap pasien ini harus dirujuk ke penyakit dalam sebagai original pasiennya padahal pasien ini dengan tbc melitus”tuturnya.
Nah kemarin tuntutan yang diberikan oleh para mahasiswa bahwa kami sudah menganalisis bahwa kalau yang disebut potensi malpraktik saya kira tidak karena pasien memang ditangani oleh dokternya jadi kecuali tindakan dokter ini mengalami keparahan pada pasien atau pasien sampai meninggal mungkin itu akan kami lanjut ke MKMK tapi ini hanya berdasarkan asumsi dan rasa tidak puas yang diterima oleh kelurga pasien.
“Berikutnya ini tentang sangsi yang akan diberikan kepada dr,Fatahillah, kemarin juga kami sudah diskusikan bersama dr.Fatahillah dan lainnya, kami memang dari rumah sakit untuk menjaga kualitas pelayanan kami sudah meminta semua untuk melaksanakan pelayanan dengan tepat waktu dan itu sudah masuk dalam komitmen semua yang ada di rumah sakit” jelasnya.
Katanya, Jika jenis aturan itu dilanggar maka kami akan jatuhkan sangsi administratif yang berkaitan dengn status kepegawaian mereka yang ada di rumah sakit, maka begitu juga dengan dr.Fatahillah, kami akan kenakan sangsi administratif sesuai peraturan terhadap pegawai atau ASN yang ada di rumah sakit ini, itu sudah masuk dalam aturan kepegawaian.
Yang berikutnya terkait pasien kami rawat itu, tidak ada perbedaan pelayanan pasien tersebut tetap kami layani tidak akan dibiarkan.
“Dan kemudian RSUD akan melakukan anjangsana ke pasien untuk memberikan masukan itu secara medis dan psikologis apapun yang akan dibutuhkan keluarga pasien untuk menyembuhkan akan kami coba diskusikan dengan dokter – dokter yang merawatnya jika sekarang pelayanan penyakit dalam, yang dibutuhkan maka kami akan rawat dan konsultasikan dengan dokter penyakit dalam”imbuhnya.
Menurutnya, kami pelayanan memang penting itu adalah satu hal yang kami utamakan di RSUD Kota Baubau yang kedua adalah keamanan pasien dimana kita memastikan di rawat sesuai dengan penyakitnya, salah satunya itu tadi, apa yang dilakukan dr.Fatahillah adalah dia mendahulukan keamanan pasien setelah dia tau ada pengobatan yang tidak berjalan maksimal dianalisis ada kemungkinan ini harus dirawat dengan teman sejawat yang lain sudah melakukan tindakan yang semestinya terhadap pasien dengan merujuk ke dokter yang memiliki kompetensi untuk merawatnya.
Harapannya, Kami berharap memang masukan masukan kepada rumah sakit ini baik itu dalam bentuk kritik atau usulan itu kami terbuka namun kami sangat berharap masyarakat juga harus memahami bahwa ada juga kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh RSUD ini.
“Di RSUD itu ada 1001 keluhan yang harus kami solving atau selesaikan masalahnya dan itu pasti tidak akan semua tuntas dilaksanakan dan kami juga meminta dukungan dari pemerintah sebagai pemilik rumah sakit dari pasien dan masyarakat, sehingga RSUD ini bisa bertumbuh menjadi rumah sakit terbaik pelayanannya di Kota Baubau” tuturnya.
“Kami berharap kehadiran teman-teman yang mempertanyakan tetapi mungkin karena sesuatu hal sehingga tidak bisa datang kami bahkan lebih suka ada diskusi yang lebih terbuka dan lebih baik lagi” ungkapnya.