PERAN KADER IMM DALAM PARTISIPASI POLITIK

SPIONNEWS, Jakarta -Indonesia adalah Negara penganut demokrasi yang mana terdapat politik didalamnya. Politik di Indonesia berlangsung dalam kerangka Republik demokrasi perwakilan presidensial, di mana presiden Indonesia adalah kepala Negara dan kepala pemerintahan. Sistem multipartai kekuasaan eksekutif dijalankan oleh pemerintah, Kekuasaan legislatif dipegang oleh pemerintah dan Majelis Permusyawaran Rakyat.

Bikameral Peradilan bersifat Independen dari Eksekutif dan Legislatif. Negara demokrasi terdapat banyak partisipan politik guna menunjang berjalannya demokrasi yang ada di Indonesia. The Economist Intelligence Unit menilai Indonesia sebagai “demokrasi yang cacat” pada tahun 2023.

Menurut Salah satu Anggota IMM Kota Bandar Lampung Khaitsam Muflich Abdillah, mengungkapkan, indeks Demokrasi V-Dem, Indonesia pada tahun 2023 merupakan negara demokrasi elektoral ke-11 di Asia. Partai-partai politik Indonesia telah dicirikan sebagai partai kartel dengan pembagian kekuasaan yang luas di antara partai-partai dan akuntabilitas yang terbatas kepada pemilih” tuturnya, Senin, 16/12/2024.

Abdillah menjelaskan, Seperti apa yang telah disebutkan dan dinilai oleh The Econimist Intellegence Unit bahwa Demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang cacat. Hal ini sesuai dengan realita dilapangan sekarang, yang mana Demokrasi di Indonesia adalah ajang pembagian kekuasaan oleh oknum politik yang haus akan kekuasaan, seakan semua harus bisa dikendalikan.

“Disinilah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus tampil dan mengambil Peran untuk mencoba merubah arah politik yang runyam di Indonesia sekarang. Tujuan berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah untuk mengusahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlaqul karimah” ucapnya.

Dari tujuan IMM, maka kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dapat menjadi pilar perubahan dan pembaharuan sistem politik di Indonesia yang di nilai sebagai demokrasi bagi-bagi kekuasaan.Kalau kita tarik dari al quran, bahwa kita dalam berpolitik harus melihat kaum-kaum yang lemah (mustadh’afiin) agar bagaimana kaum tersebut bisa terus berkembang dan tidak lagi tertindas.

Ungkap Abdillah, Disinilah kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berperan aktif guna memajukan hal tersebut, baik secara langsung maupun tersirat. Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus memiliki intellegence yang lebih, agar dapat melihat dari berbagai sudut pandang terkait politik yang terjadi di Indonesia sekarang.

“Sebagai organisasi Mahasiswa Islam yang berlandaskan Al Quran dan As Sunnah dan ditegaskan bahwa segala AMAL Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah didasarkan dengan niat Lillahi Ta’ala” tegasnya.

Kader IMM harus menerapkan politik yang dimana penerapan nilai-nilai dan etikanya langsung berlandaskan Al Quran dan As Sunnah. Untuk mewujudkan politik yang berlandaskan Al Quran dan As Sunnah, Kader-kader IMM perlu lebih dalam mempelajari Trilogi dan Tri Kompetensi Gerakan IMM.

“Tujuan didirikannya IMM pun sejatinya kita di tuntut untuk terus memajukan Intellegence agar Melek dari segala aspek. Kader IMM tidak harus terjun langsung dalam dunia politik, apalagi Politik Praktis” jelasnya.

Tetapi kader bisa berperan aktif dalam mencari segala solusi yang cerdik guna berkemajuan dan mampu membuat kader bangsa memiliki intelektualitas tinggi dalam politik dan dalam hal yang dapat menunjang kemajuan Muhammadiyah khususnya. (An).

Editor: Harry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *