Ritual Adat Batupoaro, Hadirkan Sejarah Untuk Generasi Penerus

SPIONNEWS, BAUBAU – Ritual adat Batupuaro yang diadakan di Kecamatan Batupoaro, tepatnya di dekat Pasar Wameo areal Masjid Al Muqarrabin, Selasa, 12/9/2023. Turut hadir beberapa tokoh masyarakat dan Polres Baubau, Pengurus Masjid serta masyarakat Kota Baubau.

Ritual adat ini biasanya dilakukan setahun sekali untuk memperingati Sejarah Perjanjian antara Buton, Belanda dan Indonesia di Batupoaro.

Dalam sambutannya Walikota Baubau, La Ode Ahmad Monianse mengatakan; “Kegiatan ini sudah menjadi kegiatan rutin kita yang berlangsung sudah beberapa tahun, ritual ini untuk terselenggara, berubah biasanya ritual ini diselenggarakan di setiap bulan 10 bertepatan dengan ulang tahun Kota Baubau namun beberapa pertimbangan kegiatan ritual ini dilaksanakan pada bulan 9,” tuturnya.

Batupoaro, Samping Pasar Wameo, Kota Baubau

Ujarnya, kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan masa seperti ini dan melibatkan banyak orang, sedikit banyaknya mempengaruhi posisi inflasi daerah kita, kita pernah mengalami proses seperti ini secara nasional, di bulan 12 pernah disebabkan terjadinya penumpukan kegiatan di kota kita sehingga ada kenaikan beberapa harga pokok karena banyaknya tingkat permintaan, begitu juga pada bulan Agustus dan bulan Oktober biasa terjadi peningkatan.

Olehnya itu, sambungnya, maka kemarin kita coba untuk mengambil kebijakan untuk menyebar beberapa event di setiap bulan. Jadi ada penumpukan, tidak ada lagi penumpukan tapi kegiatan berlangsung secara terus-menerus dan ada di setiap bulan, mudah-mudahan ini menjadi sebuah langkah untuk kembali mencoba mempertahankan posisi inflasi kita yang hari ini sudah sedikit di posisi 4 dan saya kira itu hal yang masih dalam kategori baik.

“Sehubungan dengan ritual batu poro memang dari tahun ke tahun kita jujur menilai belum sebagaimana yang kita harapkan bersama, masih banyak hal yang perlu kita sempurnakan dan gaungnya benar-benar masih lokal tidak dari kacamata pemerintah kota ini terus kita pertahankan ritual ini terus berjalan dan nantinya akan menjadi sebuah rangkaian festival dengan ritual-ritual lainnya yang ada di Kota Baubau karena kita sekarang di Pemerintah Kota Baubau lagi melakukan pendataan tentang banyaknya kearifan lokal,” jujurnya.

Tambahnya, yang dapat masuk dalam rangkaian festival kemarin kita kembali menemukan sebuah ritual yang sudah hampir punah hanya pernah terjadi tahun 50-an yaitu ritual adat yang ada di Labalawa dan ini menjadi satu hal yang menarik karena dari rangkaian ritual yang ada di Kota Baubau rupanya punya benang merah dengan kesejarahan daerah ini sehingga ketika kita mengangkat ritualnya sebenarnya kita mencoba untuk kembali menggali menapaktilasi hal-hal yang pernah terjadi di masa lalu yang membangun peradaban di kota ini yang membangun peradaban di suatu kawasan pemukiman.

“Hari ini tentunya sangat baik karena nantinya akan mewariskan nilai-nilai kesejarahan dan nilai-nilai spiritual lainnya kepada generasi ke generasi, jadi kalaupun ritual ini belum dapat menjadi sebuah festival yang menarik pihak eksternal, kita bersabar karena saya percaya tidak ada satu kegiatan yang terus menjadi buming, sehingga perlu direncanakan dengan baik dan selalu dievaluasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, mudah-mudahan di tahun-tahun yang akan datang rangkaian festival seperti ini akan menjadi kegiatan yang menjadi destinasi wisata menarik di kota kita,” harapannya.

Liputan: Ismail

Editor: Harry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *