PERTEMUAN MALINO 1950 – DAN TAWARAN JADI DAERAH ISTIMEWA KERAJAAN BUTON

SPIONNEWS, Sejarah – Pada Februari 1950, terjadi pertemuan yang dikenal sebagai Pertemuan Malino. Kala itu Soekarno bertemu dengan Sultan Buton, La Ode Muhammad Falihi; Raja Bone, Sultan Andi Mappanyuki; dan Gubernur Afdeling (bagian atau divisi) Makassar, Andi Pangeran Pettarani.
Pada pertemuan itu, Soekarno membujuk dan meminta tiga pemimpin kerajaan wilayah tersebut untuk bergabung dan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Khusus Kesultanan Buton, Sukarno menawari Buton status Daerah Istimewa, layaknya Aceh dan Yogyakarta asalkan mereka mau bergabung dengan NKRI. Penawaran ini disebut-sebut sebagai apresiasi Soekarno akan keteguhan Kesultanan Buton dalam membela keutuhan negeri ini kala itu.

Gubernur Jenderal Belanda juga mengundang raja-raja di Sulawesi dan menawarkan pembentukan negara bagian mereka sendiri, yaitu Negara Indonesia Timur.


Sultan Buton lalu memilih untuk bergabung dengan Indonesia kala itu. Namun, harapan mendapatkan posisi dan otonomi khusus itu hingga kini tidak pernah terlaksana.

Pihak Buton pernah melayangkan surat kepada Soekarno di Jakarta, yang intinya menagih kesepakatan tahun 1950 silam. Namun surat itu tidak pernah digubris.
Hingga berakhirnya masa Kesultanan Buton, Buton tidak pernah mendapatkan hak istimewa tersebut.

Bahkan pada tahun 1954, setelah terjadi pemekaran Kabupaten Sulawesi Tenggara, ibukota justru dipindahkan ke Kendari. Sementara Bau-Bau hanya dijadikan sebagai ibukota Kabupaten Buton.
Sumber: (goodnewsfromindonesia-Liputan6-ANRI)

***

Editor: Harry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *