
Oleh: La Ode Muhammad Syamsir, S.K.M

SPIONNEWS.ID, BAUBAU – Dalam logika semut, tidak mungkin seekor semut bisa pulang pergi dari Baubau-Makassar dalam waktu singkat. Sama halnya dengan Nabi, dalam logika manusia tidak mungkin Nabi bisa sampai ke langit ke tujuh dalam waktu singkat. Disinilah arti penting kekuatan lain yang kekuatannya di atas yang lainnya dan tak terbatas.
Menurut penjelasan Guru Besar Fisika Teori, Institut Teknologi 10 November, Prof. Drs. Agus Purwanto, M.Si., M.Sc.,D.Sc menerangkan, proses perjalanan Isra’ Mi’raj menurut logika sains, beliau mengatakan.
Isra’ merupakan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, sedangkan mi’raj adalah perjalanan Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ke Sidratul Muntaha yang berada di langit ke tujuh. Perjalanan tersebut dilakukan dalam sepenggal malam.
Jika dilakukan perhitungan, perjalanan isra’ adalah perjalanan horizontal Nabi yang berjarak 1.250 kilometer. Dengan logika zaman pada waktu itu, perjalanan yang ditempuh Nabi tentu tidak mungkin. Apalagi mengenai perjalanan mi’raj Nabi.
Jika dilihat dari perspektif sains, kecepatan cahaya menurut fisika adalah 300.000 kilometer per detik. Lalu usia jagad raya kita ini adalah 13,7 miliar tahun. Cahaya merupakan kecepatan tertinggi. Jika cahaya selalu bergerak lurus secara terus menerus, maka jarak yang ditempuh oleh cahaya itu sama dengan kecepatan cahaya (300.000 kilometer per detik) dikali waktu (13, 7 miliar) tahun.
Menggunakan logika sains, Nabi Muhammad melakukan perjalanan dengan buraq dengan kecepatan cahaya. Adapun jarak yang ditempuh oleh Rasulullah sejauh 4.320.000.000 kilometer. Perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam (sepenggal malam).
Dengan menggunakan logika tersebut, peristiwa isra mi’raj Nabi Muhammad jelas tidak dapat dijelaskan, termasuk dengan teori Einstein. “Peristiwa isra’ mi’raj tidak dapat dijelaskan dengan teori Einstein yang sederhana, yaitu dengan kecepatan cahaya atau teori relativitas khusus, karena dengan penjelasan itu maka Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam itu tidak pergi kemana-mana dan belum keluar dari sistem tata surya kita.
Penjelasan yang masih mungkin adalah Nabi Muhammad menembus ruang waktu dimensi yang lebih tinggi, yakni metafisik. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa isra’ mi’raj adalah mukjizat Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.(*)
Penulis adalah Redaktur Pelaksana (Redpel) spionnews.id.


One thought on “Logika Semut Dan Isra’ Mi’raj Bagian III”